Gaul bebas remaja makin beringas. Belakangan, linimasa sosial media ramai oleh pemberitaan ratusan pelajar di kota reog yang minta dispensasi nikah muda ke departemen agama karena kedapatan hamil di luar nikah. Waduh!
Dikutip dari detikjatim.com Ratusan pelajar SMP dan SMA di Ponorogo mengajukan permohonan dispensasi menikah dini dengan alasan hamil di luar nikah. Jumlah permohonan yang dikabulkan PA Ponorogo mencapai 176 kasus. Sedangkan sisanya 8 ditolak, 4 dicabut, 2 tidak diterima, dan 1 gugur. Bahkan dari banyak kasus di atas sudah ada yang melahirkan.
Sementara di kota kembang, Pengadilan Agama (PA) Kota Bandung mencatat 143 warga berusia sekolah mengajukan dispensasi menikah. Belakangan diketahui kasus itu didominasi akibat ratusan pelajar hamil di luar nikah. (Inisumedang.com, 20 Januari 2023).
Kurang lebih sebanyak 276 pasangan mengajukan dispensasi kawin di Pengadilan Agama (PA) Bima sepanjang tahun 2022. Ratusan pasangan di bawah umur itu didominasi pelajar SMP dan SMA di Kota dan Kabupaten Bima.
Kepala Bidang Informasi dan Pengaduan PA Bima, Subhan, SH, mengaku ratusan perkara yang mengajukan dispensasi kawin tersebut sebanyak 85 persen yang mengajukan lantaran hamil di luar nikah. (SUARANTB.COM,17 Januari 2023)
Ratusan pelajar lulusan SMP di Pacitan, Jawa Timur hamil di luar nikah dan memilih menikah dini. Berdasarkan data Pengadilan Agama Pacitan yang mengajukan permohonan dispensasi pada tahun 2022 sebanyak 308 dan minggu kedua Januari 2023 sebanyak 20 pemohon. Disinyalir, faktor ekonomi dan lokasi yang berada di pegunungan menjadi salah satu penyebab para remaja itu memilih nikah dini. Selain itu, para remaja ini juga sudah hamil. (konteks.co.id, Rabu, 18 Januari 2023)
Dari data-data di atas, tak salah kalo SOS alias tanda bahaya pergaulan remaja harus terus dibunyikan. Kalo perlu, kencangkan suaranya. Viralkan di sosial media. Biar warga +62 nyadar bahaya yang tengah mengancam negerinya.
# Gaul Bebas Kian Beringas
Setiap hari kita disodorkan potret buram gaul bebas remaja yang menghiasi headline media massa. Beritanya berseliweran liar pada linimasa sosial media. Tak terkendali hingga memancing beragam komentar dari netizen yang bikin potret itu makin buram, lecek dan tak berbentuk kaya kanebo kering. Absurd!
Pertanyaan besarnya, apa yang bikin remaja gaulnya kebablasan? Gak sekedar temenan, tapi juga demenan. Gak sekedar demenan, lanjut pacaran. Gak sekedar pacaran, tapi ngebucin hingga marak perzinahan. Kenapa?
Kalo kita ulik, setidaknya ada tiga faktor yang mungkin bikin remaja kalap dalam pergaulan. Yaitu:
Pertama, informasi sesat seputar pergaulan remaja. Remaja kadung dicekoki gaya hidup pergaulan bebas. Interaksi cewek cowok tanpa batas dilabeli pergaulan modern dan kekinian. Biasa aja gitu mulai dari jalan bareng, belajar bareng, makan bareng, nonton bareng, sampai tidur bareng.
Sejatinya, bergaul dengan lawan jenis hukum asalnya terpisah sebagaimana diatur dalam Islam. Biar manusia tetap terjaga kemuliaannya tak seperti kehidupan hewan. Kalo dibiarkan bebas, nafsu syahwatnya bakal jadi panutan. Akibatnya, musibah datang bertubi-tubi tanpa notifikasi.
Sebagaimana diingatkan oleh Imam Ibnul Qayyim, “Tidak diragukan lagi bahwa membiarkan kaum perempuan bergaul bebas dengan kaum laki-laki adalah biang segala bencana dan kerusakan, bahkan ini termasuk penyebab (utama) terjadinya berbagai melapetaka yang merata. Sebagaimana ini juga termasuk penyebab (timbulnya) kerusakan dalam semua perkara yang umum maupun khusus. Pergaulan bebas merupakan sebab berkembangpesatnya perbuatan keji dan zina, yang ini termasuk sebab kebinasan massal (umat manusia) dan wabah penyakit-penyakit menular yang berkepanjangan.”
Kedua, lingkungan pergaulan yang steril dari aturan islam. Saat ini remaja muslim hidup dalam lingkungan keseharian yang jauh dari nilai-nilai Islam. Masyarakat nggak risih ngeliat remaja pacaran. Mereka menganggap itu hal yang wajar. Sehingga gak ada yang ngingetin saat kemaksiatan merajalela.
Terlebih lagi, pertunjukkan kisah cinta para idola remaja begitu vulgar tayang di berbagai media. Baik offline apalagi online. Terutama linimasa sosial media para idola yang dipantengin terus keseharian dan kisah cintanya. Dari mulai isu kedekatan, pdkt, ungkapan cinta, bucin, sampai putus nyambungnya jadi kontent viral.
Hasilnya, pergaulan remaja makin luput dari pengawasan karena dianggap sudah dewasa. Kenyataannya, dewasa sebelum waktunya akibat terhanyut dalam dekapan syahwat saat berduaan. Bablas. Perzinahan tak terelakkan.
Ketiga, benteng akidah yang rapuh. Hidup dalam lingkungan yang jauh dari nilai-nilai Islam bagi remaja muslim itu sebuah tantangan tersendiri. Gimana nggak, ketika temen-temen sebayanya terbiasa dengan gaul bebas, busana yang mengumbar aurat, hingga berdua-duaan, remaja muslim yang masih komitmen dengan keislamannya mesti bisa jaga diri. Kalo dia pergi, taruhannya bakal dijauhi. Kalo dia tetap di sana, hatinya gelisah dengan kemaksiatan yang merajalela di depan matanya.
Sayangnya, sekuat-kuatnya batu kalo terus dijatuhi tetesan air akan cekung juga. Begitulah yang terjadi pada keimanan remaja muslim yang hidup dalam lingkungan sekuler. Awalnya masih bisa bertahan. Kelamaan, akidahnya makin keropos dihantam gaya hidup hedonis yang menghantam bertubi-tubi keimanannya. Sampai akhirnya menyerah, dan terjerumus dalam pergaulan bebas.
# Tanggung Jawab Bersama
Gaul bebas di kalangan remaja tak bisa diabaikan. Apalagi sudah makan korban hingga ratusan pelajar yang terenggut masa depannya. Usia puber jangan dijadikan alasan untuk membiarkan mereka pacaran. Apalagi sampai orangtua ngerasa risau bin galau saat putra putrinya tercinta yang beranjak dewasa belum punya pasangan. No way!
Bagusnya orangtua ngerasa bahagia kalo buah hatinya tak terjerumus dalam budaya pacaran. Sambil terus berdoa semoga mereka tetap terjaga kemuliaanya selagi muda demi menjemput kebaikan di masa tua. Ajib kan.
Yang seharusnya bikin kita prihatin adalah ketika gaul bebas remaja kian beringas. Masalahnya, bukan cuman mereka para pelaku gaul bebas aja yang bakal jadi korban. Tapi kita semua generasi muda dambaan umat juga kena getahnya dengan wabah hiv/ids, penyakit menural seksual, prostitusi, aborsi, hingga Allah swt menegur kita dengan caranya.
Abdullah bin Mas’ud radhiallahu ‘anhu berkata, “Jika perbuatan zina telah nampak (tersebar) di suatu negeri maka Allah akan membinasakan negeri tersebut.”
Selain keluarga dan sekolah, negara juga punya peran besar untuk menjaga kemuliaan generasi muda. Negara yang bisa mecegah merajalelanya tayangan-tayangan remaja yang menyajikan keseharian publik figure yang erat dengan pergaulan bebas. Negara yang bisa memberikan sanksi yang tegas pada pelaku zina biar pelakunya kapok dan masyarakat jadi tercegah untuk berbuat hal yang sama.
Terlebih, kita selaku remaja muslim mesti berani katakan tidak pada gaul bebas. Jaga jarak dengan lawan jenis kecuali dalam interaksi yang diperbolehkan. Bentengi diri kita dari bisikan setan dan godaan media yang memprovokasi remaja untuk dekat dengan lawan jenis. Dan jangan sampai lupa, tetap kenali Islam lebih dalam. Biar benteng akidah tak mudah goyah. Ngaji yuk! []